Senin, 10 Desember 2018

Tentang Kabupaten Gresik


Gresik
sumber foto: klik disini

Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Gresik yaitu Kecamatan Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya. Kabupaten Gresik terbagi dalam 18 kecamatan dan terdiri dari 330 desa dan 26 kelurahan. Secara geografis, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113° Bujur Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter di atas permukaan air laut, kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan laut. Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau Bawean. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gresik sebagian besar merupakan tanah kapur yang relatif tandus.
Menurut catatan dari Tiongkok, Kabupaten Gresik didirikan pada abad ke-14 oleh seorang Tionghoa[3]
Sejak abad ke-11, Gresik menjadi pusat perdagangan dan kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, CinaArabChampa, dan Gujarat. Kabupaten Gresik juga sebagai pintu masuk Islam pertama di Jawa, yang antara lain ditandai dengan adanya makam-makam Islam kuno dari Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah binti Maimun[4]. Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia (termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Tahun 1411 penguasa Gresik, seorang kelahiran Guangzhou, mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Pada abad ke-15, Kabupaten Gresik menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam Suma Oriental-nya, Tomé Pires menyebutnya sebagai "permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang".
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kabupaten Gresik sendiri berada pada jalur utama jalan pos Daendels. Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Gresik hanyalah sebuah kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan. Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder.
Menurut literatur sejarah yang diterbitkan dari situs resmi pemerintah kota gresik (http://gresikkab.go.id/profil/sejarah), bahwa Kabupaten Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai negara. Sebagai kota Bandar, gresik banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Bengali, Campa dan lain-lain. Kabupaten Gresik mulai tampil menonjol dalam peraturan sejarah sejak berkembangnya agama islam di tanah jawa. Pembawa dan penyebar agama islam tersebut tidak lain adalah Syech Maulana Malik Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti Maimun masuk ke Kabupaten Gresik pada awal abad ke-11.
Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresik selain berawal dari masuknya agama islam yang kemudian menyebar ke seluruh pulau jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng Pinatih, dari janda kaya raya yang juga seorang syahbandar, inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota gresik. Dia adalah seorang bayi asal Blambangan (Kanbupaten Banyuwangi) yang dibuang ke laut oleh orang tuanya, dan ditemukan oleh para pelaut, anak buah Nyai Ageng Pinatih yang kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka bergelar raden paku yang kemudian menjadi penguasa pemerintah yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah dia kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri.
Jikalau Syeh Maulana Malik Ibrahim pada zamannya dianggap sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka sunan giri disamping kedudukannya sebagai seorang sunan atau wali (Penyebar Agama Islam) juga dianggap sebagai Sultan / Prabu (Penguasa Pemerintahan). Sunan Giri dikenal menjadi salah satu tokoh wali songo, juga dikenal dengan nama prabu Satmoto atau Sultan Ainul Yaqin.Tahun di mana dia dinobatkan sebagai pengusaha pemerintahan (1487 M) akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Dia memerintah kota gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun
Menjabat sebagai walikota yang pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung Poesponegoro pada tahun 1617 saka, yang jasadnya dimakamkan di komplek makam Poesponegoro di jalan pahlawan gresik, satu komplek dengan makam Syech Maulana Malik Ibrahim.
Kabupaten Gresik terkenal sebagai kota wali, hal ini ditandai dengan penggalian sejarah yang berkenaan dengan peranan dan keberadaan para wali yang makamnya berada di Kabupaten Gresik yaitu, Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Di samping itu, Kabupaten Gresik juga bisa disebut dengan Kota Santri, karena keberadaan pondok-pondok pesantren dan sekolah yang bernuansa Islami, yaitu Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) hingga Perguruan Tinggi yang cukup banyak di kota ini. Hasil Kerajinan yang bernuansa Islam juga dihasilkan oleh masyarakat Kabupaten Gresik, misalnya kopyah, sarung, mukenah, sorban dan lain-lain.
Semula kota ini bernama Kabupaten Surabaya (masuk wilayah administrasi Surabaya). Memasuki dilaksanakannya PP Nomor 38 Tahun 1974. Seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke kota gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatan di Kabupaten Gresik.
Kabupaten Gresik yang merupakan subwilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak terlepas dari kegiatan subwilayah pengembangan Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 subwilayah pengembangan jawa timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritim, pendidikan, dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilayah pengembangan Gerbang-kertosusila dan juga sabagai wilayah industri, maka kota gresik menjadi lebih terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara tetapi juga ke seluruh dunia yang ditandai dengan munculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.
Sumber:Wikipedia

TEMPAT WISATA DAN MAKANAN KHAS GRESIK

Bukit Jamur, Gresik
sumber: disini vrohh


Disebut Bukit Jamur, lokasi ini merupakan sebuah area yang dipenuhi dengan batu-batu yang bentuknya menyerupai jamur. Rupanya, bebatuan ini mengalami abrasi selama bertahun-tahun lamanya sehingga bagian-bagiannya terkikis sedikit demi sedikit sehingga akhirnya membuatnya berbentuk seperti tumbuhan spora tersebut. Dulunya, tempat ini disebut sebagai Bukit Dakar. Namun, seiring berjalannya waktu lokasi ini malah lebih dikenal sebagai Bukit Jamur. Bentuk bebatuannya yang unik membuat perbukitan ini ramai dibanjiri pengunjung yang hobi berswafoto.






Bukit Kapur Sekapuk

Bukit Kapur Sekapuk salah satu contohnya, tempat wisata ini sedang boomingbanget di Gresik, Jawa Timur. Bukit kapur ini diklaim menyerupai bangunan peradaban Yunani kuno
Bukit Kapur Sekapuk memang sebenarnya bukan tempat wisata, karena tempat ini adalah lokasi penambangan.
Bekas aktivitas penambangan di sini  justru membentuk tebing-tebing dan lorong-lorong kapur unik yang menjadikan alasan beberapa wisatawan datang dan berfoto di sini.






                                                                                                                                         
NASI KRAWU
sumber foto: klik disini
Nasi Krawu adalah makanan tradisional yang terdiri dari nasi dan aneka menu pelengkap seperti daging suwir, sambal serta poyah atau serundeng yang terbuat dari parutan kelapa. Makanan ini biasanya disajikan di atas daun pisang atau sering di sebut dengan pincok. Nasi Krawu merupakan salah satu makanan khas yang terkenal di Gresik, Jawa Timur.

Asal Mula Nasi Krawu

Walaupun dikenal sebagai makanan khas dari kota Gresik, namun sebenarnya Nasi Krawu ini berasal dari Madura. Makanan ini kemudian dibawa ke Gresik oleh para pendatang dari madura yang mencoba berjualan di sana. Karena rasanya yang khas dan sangat nikmat, Nasi Krawu ini mulai dikenal oleh masyarakat Gresik dan menjadi salah satu makanan khas di sana.
Nama Nasi Krawu sendiri berasal dari istilah krawuk, yang dalam istilah masyarakat Gresik berarti “mengambil sembarang dengan menggunakan tangan”. Karena kebanyakan penjual menyajikan dan menyiapkan menunya hanya menggunakan tangan, sehingga banyak yang menyebutnya Nasi Krawu/ Sego Krawu.

Keistimewaan Nasi Krawu

Salah satu keistimewaan Nasi Krawu ini terletak pada lauk pauknya yang terdiri dari daging suwir, serundeng dan sambalnya. Daging suwir ini merupakan daging sapi yang dimasak bersama jeroan sapi seperti babat, usus, hati dan kemudian disuwir-suwir. Lalu untuk serundengnya disajikan dalam dua varian warna, yaitu kuning dan merah. Sedangkan untuk sambalnya merupakan sambal pedas yang memiliki rasa khas dan sangat menggugah selera.

Pengolahan Nasi Krawu.

Pengolahan  nasi pada Nasi Krawu ini sama saja seperti nasi putih biasanya, namun yang terpenting adalah pengolahan lauk pauknya. Untuk daging suwirnya terbuat dari bahan seperti daging sapi, babat, usus dan hati yang dimasak dengan cara disemur dengan bumbu khusus sehingga menghasilkan rasa yang sangat khas. Setelah daging semur itu matang, kemudian daging sapinya disuwir-suwir, sedangkan bahan jeroan dipotong kecil-kecil.

Kemudian untuk serundengnya terbuat dari parutan kelapa yang diolah menjadi dua varian rasa, yaitu rasa gurih pada serundeng berwarna kuning dan rasa pedas pada serundeng berwarna merah. Selain itu untuk sambalnya merupakan sambal terasi yang dibuat dengan bumbu khusus sehingga memiliki rasa yang khas dan nikmat.

Penyajian Nasi Krawu

Salah satu ciri khas dari Nasi Krawu ini adalah penyajiannya yang disajikan di atas selembar daun pisang atau pincuk’an. Daun pisang tersebut kemudian diisi nasi dan disusul dengandaging suwir, serundeng dan yang terakhir adalah sambal. Untuk penyajian Nasi Krawu ini biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu Nasi Krawu Basah dan Nasi Krawu Kering. Apabila Nasi Krawu Basah biasanya diberi sedikit kuah, sedangkan untuk Nasi Krawu Kering biasanya tanpa kuah.

Cita Rasa Nasi Krawu

Nasi Krawu ini memiliki cita rasa yang sangat special, terutama pada lauk pauknya. Daging suwir pada Nasi Krawu ini memiliki rasa yang khas, dagingnya juga terasa lembut dan empuk. Untuk serundengnya juga sangat bervariasi karena diolah menjadi 3 jenis rasa, yaitu gurih, pedas dan manis, sehingga menjadikan Nasi Krawu ini semakin kaya akan rasa. Kemudian untuk sambal juga tidak kalah nikmatnya, karena memiliki rasa pedas yang pas dengan aroma terasi yang khas sehingga sangat menggugah selera. Sedangkan untuk nasinya terasa pulen sehingga membuat sajian Nasi Krawu ini semakin nikmat.

Tempat Kuliner Nasi Krawu

Nasi Krawu ini merupakan makanan tradisional yang sangat terkenal di Gresik, Jawa Timur. Di sana cukup banyak penjual yang menjajakan makanan satu ini sehingga kita tidak susah untuk menemukannya. Setiap penjual biasanya memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dalam segi rasa maupun penyajian. Sehingga kita harus mencari yang sesuai dengan selera kita sendiri.
sumber: disini ceunah
Bonggolan Sidayu
sumber foto: klik disini

Bonggolan adalah salah satu kuliner jajanan khas Kota Gresik, tepatnya di daerah Kecamatan Sidayu. Orang- orang daerah Sidayu sangat menggemari jajanan yang satu ini, selain digunakan sebagai camilan tapi juga bisa digunakan sebagai lauk dan kerupuk ikan.

Pembuatan camilan ini hanya perlu menyiapkan sedikit bahan, diantaranya: tepung kanji, tepung terigu, bawang merah dan bawang putih, sedikit penyedap rasa, dan sari ikan (biasa menggunakan ikan jenis Payus atau Plaosan yang masih satu keluarga dari ikan Badeng) untuk menambah kenikamatan camilan ini.





Sidayu adalah termasuk kawasan usaha perikanan ditambah lagi daerah ini juga termasuk aliran bengawan solo. Dulu penduduk daerah setempat kebanyakan bekerja sebagai nelayan atau usaha bertambak.
Ide awal pembuatan camilan ini berasal dari keinginan penduduk dalam mengolah ikannya kembali agar mereka tidak merugi dalam penjualannya. Akhirnya dengan mencoba- coba mencampur ikan dengan bahan- bahan yang sudah disediakan ternyata jadilah bulatan- bulatan panjang yang mirip batang pohon, dari situlah akhirnya penduduk setempat menyebutnya dengan nama Bonggolan yang diambil dari bahasa jawa bonggol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar